PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS XII IPA1 SMA NEGERI
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan mudah bersosialisasi dengan baik dan lancar dalam memperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang diberikan dalam sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga yang bertugas mendidik siswa agar bersikap mandiri dan mempunyai tanggung jawab terhadap semua yang dilakukannya serta menjadi tumpuan dalam pembangunan negara ini. Penanganan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan luar biasa mengingat karakteristik dan kebutuhan anak yang berbeda - beda. Begitu pula dengan pendidikan dan penanganan untuk anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Siswa yang masih duduk di bangku SMA / SMK adalah siswa pada usia remaja, antara usia 15 – 17 tahun. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak–kanak yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan bertanggung jawab. Perubahan yang terjadi di masa remaja akan mempengaruhi perilaku individu. Pada masa remaja inilah siswa harus memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melangkah karena aspek kepercayaan diri ini merupakan aspek yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian siswa. Kepercayaan diri sangat dibutuhkan oleh setiap siswa, karena aspek kepercayaan diri ini mempengaruhi dalam setiap proses belajarnya, baik dalam belajar di kelas, di rumah atau di manapun dan akan berpengaruh pada jenjang berikutnya setelah lulus dari sekolah tersebut untuk bekal melanjutkan karir atau sekolah lanjutan dan berinteraksi dengan masyarakat pada umumnya.
Berdasakan jurnal penelitian Pinasti N.W (2015)
“rendah diri, rasa malu,
rasa takut melakukan sesuatu, frustrasi, perasaan cemas atau bahkan sikap agresif
merupakan indikator
dari kurang atau tidak adanya kepercayaan diri”.
Gejala tidak percaya diri ini umumnya dianggap sebagai gangguan ringan karena tidak menimbulkan masalah besar.
Disadari atau tidak,
sebagian besar orang ternyata mengalami gejala tidak percaya diri
seperti
ini. Sikap seseorang yang
menunjukkan dirinya tidak percaya diri,
antara lain di dalam berbuat sesuatu, terutama dalam
melakukan
sesuatu yang penting dan penuh tantangan, selalu
dihinggapi keraguan-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung
menghindar, tidak punya inisiatif, mudah patah semangat, tidak berani tampil di depan orang banyak, dan
gejala
kejiwaan lainnya yang
menghambatnya
untuk
melakukan
sesuatu.
Ketidakpercayaan diri dapat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu faktor dari dalam diri individu itu sendiri dan faktor dari lingkungan individu. Faktor dari
dalam diri individu adalah rasa benci, rasa takut,
kecemasan,
tidak
dapat
menerima kenyataan hidup dan tidak dapat mengaktualisasikan kemampuan yang ada pada dirinya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepercayaan diri antara lain faktor
keluarga,
sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Faktor dari dalam
diri individu dan faktor dari lingkungan individu merupakan sumber permasalahan
bagi individu yang
mengalami ketidakpercayaan diri. Meskipun kepercayaan diri
diidentikkan dengan kemandirian, orang yang percaya dirinya tinggi umumnya lebih
mudah terlibat secara pribadi dengan orang lain dan lebih berhasil dalam
hubungan antar personal.
Masalah tersebut merupakan indikator dari kurang atau tidak adanya
kepercayaan diri. Hal ini sudah
tentu akan menghambat proses belajar
para siswa untuk mencapai hasil yang optimal. Apabila siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri yang
baik maka dapat dimungkinkan siswa tersebut akan mengalami gagal belajar dan hal ini dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan.
Kegagalan dalam belajar sangat mempengaruhi kepribadian siswa yang
terbentuk karena tidak
dapat mencapai apa yang diharapkan baik saat menjadi siswa atau setelah
lulus nantinya.
Rasa pecaya diri yang rendah ditemukan pada siswa kelas XII IPA I di SMA
Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri pada tahun pelajaran 2017 / 2018, atas
informasi dan wawancara peneliti dengan guru BK. Keadaan pada siswa tersebut
terjadi pada hampir setiap kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan siswa
cenderung diam dan hanya memperhatikan, hanya sebagian siswa yang berani untuk
ikut serta dalam kegiatan secara langsung dalam proses KBM dengan berani tampil
kedepan mengerjakan soal tanpa disuruh atau presentasi di depan kelas. Keadaan
seperti itu di khawatirkan akan menjadi penghambat terlebih mereka sudah duduk
di kelas XII yang sebentar lagi akan menghadapi ujian sekolah ataupun nasional
dan akan berada pada tingkat lebih tinggi baik melanjutkan ke universitas
maupun ke dunia karir dan akan lebih intens dalam bersosialisai dengan
masyarakat.
Salah satu kemungkinan besar yang
menjadi penyebab terjadinya kesulitan komunikasi adalah rasa tidak percaya diri, gangguan fisik pada
siswa, keadaan
lingkungan sekitar tempat tinggal. Ketidak percayaan diri
siswa yang menyebabkan siswa
sulit untuk diajak berkomunikasi
diantaranya adalah takut
menerima tanggapan atau penilaian negatif dari komunikan atau orang yang menerima pesan, dan sulit berkonsentrasi. Fenomena yang tampak adalah ketika
siswa masuk dalam suasana diskusi dalam kelas, siswa sulit untuk diajak
berkomunikasi karena merasa tidak percaya diri atas gagasan yang dimilikinya
karena
takut salah, sehingga
menjadikan diskusi dalam kelas ini
membosankan dan
tidak
ada hasil
yang di dapat dalam
diskusi
ini. Ketika proses
belajar
mengajar jika guru mengajar semua
siswa
di dalam kelas pasif,
tidak ada yang mau bertannya, dan takut bertanya ketika tidak mengerti.
Salah satu upaya yang
dilakukan untuk
meningkatkan
kepercayaan
diri yaitu melalui layanan
bimbingan kelompok, karena layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan pemberian
informasi dalam suasana kelompok dimana memberikan manfaat atas informasi yang dibahas dan dapat menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa. Melalui layanan
bimbingan kelompok, siswa diberikan bahasan mengenai kepercayaan diri yang
pada nantinya
diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang
diberikan pada individu
dalam situasi kelompok, ditujukan
untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan
mengembangkan potensi
siswa.
Proses
pemberian bantuan ini berupa
penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, komunikasi, pemahaman pribadi, penyesuaian diri, dan masalah
hubungan antar pribadi. “Informasi diberikan
terutama dengan tujuan untuk
memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang
lain”
Kiswantoro (2015).
Dalam kegiatan bimbingan kelompok, siswa akan mendapatkan informasi mengenai materi
yang berkaitan dengan
upaya peningkatan
kepercayaan
diri
siswa.
Selama
kegiatan
bimbingan kelompok
berlangsung siswa
tidak
hanya menjadi anggota yang pasif tetapi diharapkan juga untuk turut aktif dalam
membahas topik atau materi yang
disampaikan. Penentuan topik ini juga nantinya disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman siswa
sehingga benar-benar
tepat
sasaran yakni
mampu
meningkatkan kepercayaan diri
siswa.
Dalam kegiatan bimbingan kelompok terjadi komunikasi antara individu
satu dengan
yang lainnya sehingga individu
dapat mengungkapkan
pendapat,
sikap, serta
tindakan yang diinginkan.
Selain itu
para anggota
bimbingan kelompok akan berinteraksi yang dapat menimbulkan dinamika kelompok. Dinamika kelompok dibutuhkan
untuk menciptakan rasa kepercayaan diri, solidaritas dan juga keterbukaan terutama dalam membahas topik dalam kegiatan
bimbingan kelompok. Ketika
dinamika kelompok dapat terbentuk sebagai jiwa
yang mampu menghidupkan suasana dalam kelompok, maka
para anggota dapat
lebih meningkatkan pemahaman dirinya dan pemahaman
akan topik yang dibahas yakni yang berkaitan dengan upaya peningkatan
kepercayaan diri siswa.
Teknik modeling sebagai proses
belajar melalui observasi dimana tingkah laku dari seorang individu atau
kelompok, sebagai model, berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran,
sikap-sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang
mengobservasi model yang ditampilkan. Teknik modeling sangat cocok diaplikasikan pada siswa tingkat sekolah
menengah karena para siswa bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang
dilakukan orang model (orang lain), “modeling
melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati,
mengenalisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses kognitif “
Sylviana (2014).
Upaya meningkatkan rasa percaya diri melalui bimbingan kelompok teknik modeling sangat berperan dan membantu,
khususnya bagi para siswa yang mengalami gangguan rasa percaya diri. Dengan
cara observasi atau pengamatan dan praktik secara langsung secara berkala, akan
menumbuhkan kebiasaan dan meningkatkan kemampuan berpendapat sehingga rasa
percaya diri siswa tersebut akan muncul sejalan dengan proses kegiatan
bimbingan kelompok, dan diharapkan akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang
mengalami gangguan rasa percaya diri untuk terus berlatih dan menerapkan teknik
atau metode modeling tersebut.
Berdasarkan
berbagai alasan di atas maka diperlukan sebuah layanan yang efektif guna
memenuhi kebutuhan siswa yaitu meningkatkan kepercayaa diri siswa. Mengingat pentingnya pemenuhan kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas siswa dan mempertimbangkan teknik modeling
dalam bimbingan kelompok yang dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kepercayaan diri, maka penelitian ini berjudul pengaruh
layanan bimbingan kelompok teknik
modeling terhadap kepercayaan diri
dalam berpendapat pada siswa kelas XII IPA I SMA Negeri I Pracimantoro
Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2017 / 2018.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: “Apakah Terdapat Pengaruh
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Modeling terhadap kepercayaan diri
dalam berpendapat pada siswa kelas XII IPA I SMA Negeri I Pracimantoro
Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2017 / 2018” ?
C.
PenegasanJudul
Agar tidak menimbulkan gambaran yang keliru dan kesalahan penafsiran pada
judul dan isi skripsi, perlu kiranya diberikan penegasan istilah sebagai
berikut:
1. Kepercayaan Diri
Secara sederhana bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap
segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya (Rina:2016).
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2009:407) dijelaskan bahwa pendapat
adalah ide tau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu
terhadap perspektif dan ideology akan tetapi bersifat tidak objektif karena
belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah
pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau
kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan.
2. Bimbingan kelompok
Bimbingan kelmpok adalah suatu kegiatan kelompok
dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan
diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Kiswantoro : 2012).
Bimbingan kelompok dilakukan bilamana siswa yang
dilayani lebih dari satu orang. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan
berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan konseling
( konseling kelompok ), dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karir
kepada siswa-siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas di SMA. Dalam
bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing
siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini
bagi dirinya sendiri ( Wibawa : 2015 ).
3. Teknik Modeling
Wibawa (2015) memberikan sedikit pernyataan mengenai modeling bahwa pemodelan melibatkan proses-proses kognitif, jadi
tidak hanya meniru, lebih dari sekedar menyesuaikan diri dengan tindakan orang
lain karena sudah melibatkan perepresentasian informasi secara simbolis dan
menyimpannya untuk digunakan di masa depan.
Teknik modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang
dilakukan seorang model ( orang lain ), tetapi ,odeling melibatkan penambahan
dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenalisir berbagai
pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif
( Sylviana : 2014 )
D. Alasan Memilih Judul
Berdasarkan penegasan istilah judul diatas, maka penulis dapat memberikan
alasan pemilihan judul sebagai berikut :
1. Berdasarkan informasi dan wawancara dengan guru BK
yang mengampu di kelas XII IPA I di SMA Negeri I Pracimantoro, diketahui bahwa
hampir sebagian besar siswa mengalami masalah percaya diri terutama ketika
berbicara di depan kelas.
2. Keinginan untuk meminimalisir rasa tidak percaya
diri dan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam berpendapat melalui layanan
bimbingan kelompok dengan teknik modeling.
3. Pemilihan lokasi penelitian di SMA Negeri I
Pracimantoro dikarenakan kesanggupan kepala sekolah dan guru bimbingan
konseling tersebut untuk membantu sehingga data yang diperlukan dalam
penelitian dapat diperoleh sehingga penelitian tersebut diperkirakan dapat
berjalan lancar.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tindakan dalam bimbingan konseling ini adalah
untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik modeling terhadap
kepercayaan diri dalam berpendapat pada siswa kelas XII IPA I SMA Negeri I
Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2017 / 2018.
E.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan kepercayaan dirinya melalui kegiatan bimbingan
kelompok teknik modeling dan dapat
mengembangkan potensi dan bakat dalam dirinya menjadi semakin baik dan
berkembang.
Dapat memberikan wawasan kepada siswa tentang pentingnya meningkatkan
kepercayaan diri dan belajar untuk mengembangkan kepercayaan diri itu sendiri.
b. Bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing dapat menerapkan layanan bimbingan kelompok teknik modeling untuk meningatkan kepercayaan
diri siswa dalam berpendapat di kelas, dan melatih emosional siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Sehingga mereka bisa saling menghargai,
menghormati, memotivasi, dan keberanian siswa juga terus meningkat.
2. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya berkaitan dengan pengembangan kepercayaan diri siswa dan wujud dari
sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil penelitian yang baru tentang
bimbingan dan konseling guna meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.
Posting Komentar untuk "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS XII IPA1 SMA NEGERI"
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!