Kisah sejati Om Dompet yang diikutsertakan dalam Event Dalam Genggaman Tangan Tuhan. Namun masih kurang beruntung, naskah ini tidak lolos untuk mengisi salah satu buku Antologi WR yang sebenarnya sangat ia inginkan. Sejak bergabung dengan Writing Revolution beberapa bulan yang lalu, hanya satu bait pantun yang mampu menembus antologi WR. Itupun tidak diaudisi. Namun ia tak akan menyerah. Suatu saat nanti pasti ada kesempatan untukknya bersanding satu buku dengan rekan-rekannya di Writing Revolution. Dia belajar dari kesalahan dan beberapa evaluasi yang diberikan Joni Lis Efendy, guru besar dan pendiri Writing Revolution. Evaluasi untuk kisah sejati ini adalah terlalu berartnya bahasa dan mungkin belum memenuhi syarat sebagai kisah yang menginspirasi. Semangat! mudah-mudahan akan terwujud mimpi di lain hari.
SEMAPUT
Di hadapanku hanya gelap. Tak ada yang mendengar selain Dia. Aku meraba-raba dinding di ujung ruangan. Aku tak bisa berfikir jelas. Apakah aku sedang tersadar ataukah hanya di alam maya?. Keraguanku segera terjawab ketika tubuhku dihantamkan ke daun pintu dengan kerasnya. Aku terpental bagai berpegas, tergeletak di lantai kosong. Sedikit saja bisa kugerakkan organ-organku. Aku mulai membayangkan ketika aku pernah bertanya bagaimana rasa seseorang yang mengalami semaput. Badanku yang bersuhu tak normal adalah penyebabnya. Namun kuyakin tak ada yang bisa menolongku. Bersuara pun tak bisa satu meter kedengarannya. Semenit kemudian aku bisa meraih handphone untuk berbicara sama ibuku yang kini di rumah sakit bersama ayah dan kerabat. Terima kasih Tuhan.
Komentar0
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!