PEMAKAIAN HURUF
Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di kolom ketiga.
Huruf |
Nama |
|
Kapital |
Kecil |
|
A |
a |
a |
Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Huruf |
Contoh Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
a |
api |
padi |
lusa |
Keterangan:
* |
Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen (ËŠ) dapat
digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan. |
Misalnya: |
|
Anak-anak bermain di teras (téras). |
|
Upacara itu dihadiri pejabat teras Bank Indonesia. |
|
Kami menonton film seri (séri). |
|
Pertandingan itu berakhir seri. |
|
Di mana kécap itu dibuat? |
|
Coba kecap dulu makanan itu. |
Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf |
Contoh Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
b
|
bahasa |
sebut alas |
adab |
Keterangan:
* |
Huruf k melambangkan bunyi hamzah. |
** |
Huruf q dan x khusus dipakai untuk
nama diri (seperti Taufiq dan Xerox) dan
keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar x). |
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf |
Contoh Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
ai |
ain |
malaikat |
pandai |
Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan |
Contoh Pemakaian dalam Kata |
||
Posisi Awal |
Posisi Tengah |
Posisi Akhir |
|
kh |
khusus |
akhir |
tarikh |
Catatan:
Nama
orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
Huruf Kapital
1. |
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat. |
||||||||||||||
Misalnya: Dia membaca buku. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam. |
|||||||||||||||
2. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. |
||||||||||||||
Misalnya: Adik
bertanya, "Kapan kita pulang?" Orang itu
menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!" "Kemarin
engkau terlambat," katanya. "Besok
pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat." |
|||||||||||||||
3. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan
yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti
untuk Tuhan. |
||||||||||||||
Misalnya:
|
|
|||
4. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. |
|
Misalnya: Mahaputra Yamin Sultan Hasanuddin Haji Agus Salim Imam Syafii Nabi Ibrahim |
|||
b. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. |
||
Misalnya: Dia baru
saja diangkat menjadi sultan. Pada tahun
ini dia pergi naik haji. Ilmunya
belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai. |
|||
5. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai
pengganti nama orang tertentu. |
|
Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik Perdana Menteri Nehru Profesor Supomo Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Gubernur Jawa Tengah |
|||
b. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama
instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya. |
||
Misalnya: Sidang itu
dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia. Sidang itu
dipimpin Presiden. Kegiatan
itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Kegiatan
itu sudah direncanakan oleh Departemen. |
|||
c. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat
tertentu. |
||
Misalnya: Berapa
orang camat yang hadir dalam rapat itu? Devisi itu
dipimpin oleh seorang mayor jenderal. Di setiap
departemen terdapat seorang inspektur jenderal. |
|||
6. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang. |
|
Misalnya: Amir Hamzah Dewi Sartika Wage Rudolf Supratman Halim Perdanakusumah Ampere |
|||
Catatan: |
(1) |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van,
dan der (dalam nama Belanda), von (dalam
nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal). |
|
Misalnya: J.J de Hollander J.P. van Bruggen H. van
der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama |
||
(2) |
Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk
menuliskan huruf pertama kata bin atau binti. |
|
Misalnya: Abdul
Rahman bin Zaini Ibrahim bin Adham Siti
Fatimah binti Salim Zaitun binti Zainal |
b. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. |
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
c. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. |
|||||||||
Misalnya: mesin diesel 10 volt 5 ampere |
||||||||||
7. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa. |
||||||||
Misalnya: bangsa Eskimo suku Sunda bahasa Indonesia |
||||||||||
b. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan. |
|||||||||
Misalnya: pengindonesiaan
kata asing keinggris-inggrisan kejawa-jawaan |
||||||||||
8. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari raya. |
||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
b. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa
sejarah. |
Misalnya: Perang Candu Perang Dunia I Proklamasi Kemerdekaan Indonesia |
||||||||||||||||
c. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah
yang tidak digunakan sebagai nama. |
|||||||||||||||
Misalnya: Soekarno
dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlombaan
senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. |
||||||||||||||||
9. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri
geografi. |
||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
b. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi
yang diikuti nama diri geografi. |
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
c. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri
geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya. |
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
d. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang
tidak diikuti oleh nama diri geografi. |
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
e. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi
yang digunakan sebagai penjelas nama jenis. |
|||||||||||||||
Misalnya: nangka belanda kunci inggris petai cina pisang ambon |
||||||||||||||||
10. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi
negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,
kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk. |
||||||||||||||
Misalnya: |
Republik Indonesia Departemen Keuangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
57 Tahun 1972 Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak |
||||||||||||||||||||||
b. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen
resmi. |
|||||||||||||||||||||
Misalnya: beberapa badan hukum kerja sama
antara pemerintah dan rakyat menjadi
sebuah republik menurut undang-undang
yang berlaku |
||||||||||||||||||||||
Catatan: Jika yang
dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,
badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya Indonesia,
huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital. |
||||||||||||||||||||||
Misalnya: Pemberian
gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah. Tahun
ini Departemen sedang menelaah masalah itu. Surat itu
telah ditandatangani oleh Direktur. |
||||||||||||||||||||||
11. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,
badan, dokumen resmi, dan judul karangan. |
|||||||||||||||||||||
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa Rancangan Undang-Undang
Kepegawaian Yayasan Ilmu-Ilmu
Sosial Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan |
||||||||||||||||||||||
12. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan
makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. |
|||||||||||||||||||||
Misalnya: Saya telah
membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bacalah
majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah
agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia
menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata". |
||||||||||||||||||||||
13. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri. |
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|
||||||
Catatan: Gelar
akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur
secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 036/U/1993. |
||||||
14. |
a. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik,
dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan. |
||||
Misalnya: Adik
bertanya, "Itu apa, Bu?" Besok Paman
akan datang. Surat Saudara
sudah saya terima. "Kapan Bapak
berangkat?" tanya Harto. "Silakan
duduk, Dik!" kata orang itu. |
||||||
b. |
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan. |
|||||
Misalnya: Kita harus
menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak
dan adik saya sudah berkeluarga. Dia tidak
mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta. |
||||||
15. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang
digunakan dalam penyapaan. |
|||||
Misalnya: Sudahkah Anda
tahu? Siapa
nama Anda? Surat Anda
telah kami terima dengan baik. |
||||||
16. |
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti
keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan
diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu. (Lihat contoh
pada I B, I C, I E, dan II F15). |
Huruf Miring
1. |
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. |
Misalnya: Saya belum
pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca. Majalah Bahasa
dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa. Berita itu
muncul dalam surat kabar Suara Merdeka. |
|
Catatan: Judul
skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam
tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit
dengan tanda petik. |
|
2. |
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. |
Misalnya: Huruf
pertama kata abad adalah a. Dia
bukan menipu, melainkan ditipu. Bab
ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital. |
Buatlah
kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan. |
||
3. |
a. |
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
yang bukan bahasa Indonesia. |
Misalnya: Nama
ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana. Orang tua
harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak. Politik devide
et impera pernah merajalela di negeri ini. Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'. |
||
b. |
Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia. |
|
Misalnya: Negara itu
telah mengalami empat kali kudeta. Korps
diplomatik memperoleh perlakuan khusus. |
||
Catatan: Dalam
tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi. |
Huruf Tebal
1. |
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan
itu digunakan huruf miring. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya: Akhiran –i tidak
dipenggal pada ujung baris. Saya tidak mengambil
bukumu. Gabungan
kata kerja sama ditulis terpisah. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Seharusnya ditulis dengan huruf miring: Akhiran –i tidak
dipenggal pada ujung baris. Saya tidak mengambil
bukumu. Gabungan
kata kerja sama ditulis terpisah. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya: kalah v 1 tidak menang ...; 2 kehilangan
atau merugi ...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak
menyamai mengalah v mengaku kalah |
mengalahkan v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan
...; 3 menganggap kalah ... terkalahkan v dapat dikalahkan ... |
|
Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.
|
Posting Komentar untuk "Pemakaian Huruf"
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!