PENULISAN KATA
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan
keberhasilanmu.
Kantor pajak penuh sesak.
Dia bertemu dengan kawannya di kantor pos.
Kata Turunan
1. |
a. |
Imbuhan (awalan, sisipan,
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. |
Misalnya: berjalan dipermainkan gemetar kemauan lukisan menengok petani |
||
b. |
Imbuhan dirangkaikan dengan
tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang
bukan bahasa Indonesia. |
|
Misalnya: mem-PHK-kan di-PTUN-kan di-upgrade me-recall |
||
2. |
Jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda
hubung, Bab
III, Huruf E, Butir 5.) |
|
Misalnya: bertepuk tangan garis bawahi menganak sungai sebar luaskan |
||
3. |
Jika bentuk dasar yang berupa
gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu
ditulis serangkai. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab
III, Huruf E, Butir 5.) |
|
Misalnya: dilipatgandakan menggarisbawahi menyebarluaskan penghancurleburan pertanggungjawaban |
||
4. |
Jika salah satu unsur gabungan
kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu |
ditulis serangkai. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Catatan:
|
Bentuk Ulang
1. |
Bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. |
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Catatan:
|
||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
Awalan dan akhiran
ditulis serangkai dengan bentuk ulang. |
|||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya: kekanak-kanakan perundang-undangan melambai-lambaikan dibesar-besarkan memata-matai |
||||||||||||||||||||||||||||||
(Lihat keinggris-inggrisan Bab
I, Huruf F, Butir 7.) |
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam
penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan
catatan rapat atau kuliah. |
Misalnya: Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru. Kami mengundang orang2 yang
berminat saja. Mereka me-lihat2 pameran. Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2 terbitan
Jakarta. Bajunya ke-merah2-an |
Gabungan Kata
1. |
Unsur-unsur gabungan kata yang
lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah. |
||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||
2. |
Gabungan kata yang dapat
menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda
hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang |
bersangkutan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
Gabungan kata yang dirasakan
sudah padu benar ditulis serangkai. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
Suku Kata
1. |
Pemenggalan kata pada kata
dasar dilakukan sebagai berikut. |
|
a. |
Jika di tengah kata ada huruf
vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal
itu. |
|
Misalnya: bu-ah ma-in ni-at sa-at |
||
b. |
Huruf diftong ai, au,
dan oi tidak dipenggal. |
|
Misalnya: pan-dai au-la sau-da-ra am-boi |
||
c. |
Jika di tengah kata dasar ada
huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah huruf
vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. |
|
Misalnya: ba-pak la-wan de-ngan ke-nyang mu-ta-khir mu-sya-wa-rah |
||
d. |
Jika di tengah kata dasar ada
dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua
huruf konsonan itu. |
Misalnya: Ap-ril cap-lok makh-luk man-di sang-gup som-bong swas-ta |
||||||||||||||||
e. |
Jika di tengah kata dasar ada
tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi,
pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua. |
|||||||||||||||
Misalnya: ul-tra in-fra ben-trok in-stru-men |
||||||||||||||||
Catatan:
|
||||||||||||||||
2. |
Pemenggalan kata dengan awalan,
akhiran, atau partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan imbuhan atau
partikel itu. |
|||||||||||||||
Misalnya: ber-jalan mem-bantu di-ambil ter-bawa per-buat makan-an letak-kan me-rasa-kan pergi-lah apa-kah per-buat-an ke-kuat-an |
||||||||||||||||
Catatan:
|
|
||||||||||||||||||||||
3. |
Jika sebuah kata terdiri atas
dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur
gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. (Lihat juga keterangan tentang
tanda hubung, Bab
III, Huruf E, Butir 2.) |
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||
4. |
Nama orang, badan hukum, atau
nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir
baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa
singkatan tidak dipisahkan. |
Kata Depan
Kata depan di, ke,
dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
(Lihat juga Bab
II, Huruf D, Butir 3.)
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam
lemari.
Kawan-kawan bekerja di dalam
gedung.
Dia berjalan-jalan di luar
gedung.
Dia ikut terjun ke tengah
kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana
kemari mencarinya.
Ia datang dari Surabaya
kemarin.
Saya tidak tahu dari mana
dia berasal.
Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di dalam
kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia lebih tua daripada saya.
Dia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar
itu.
Kesampingkan saja persoalan
yang tidak penting itu.
Partikel
1. |
Partikel lah, kah,
dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. |
Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia? Apatah gunanya bersedih hati? |
|
2. |
Partikel pun ditulis
terpisah dari kata yang mendahuluinya. |
Misalnya: Apa pun permasalahannya, dia
dapat mengatasinya dengan bijaksana. Hendak pulang tengah malam pun sudah
ada kendaraan. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau
belum pernah datang ke rumahku. Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca
di tempat itu. |
|
Catatan: Partikel pun pada gabungan yang
lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. |
|
Misalnya: Adapun sebab sebabnya belum diketahui. Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya. Baik laki laki maupun perempuan
ikut berdemonstrasi. Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat
dijadikan pegangan. Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri. |
|
3. |
Partikel per yang
berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. |
Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu. Harga kain itu Rp50.000,00 per helai. |
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1
Januari. |
|
Catatan: Partikel per dalam bilangan
pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang
mengikutinya. (Lihat Bab
II, Huruf I, Butir 7.) |
Singkatan dan
Akronim
1. |
Singkatan ialah bentuk singkat
yang terdiri atas satu huruf atau lebih. |
||||||||||||||||||||||||||||||
a. |
Singkatan nama orang, nama
gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang
tiap-tiap singkatan itu. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
b. |
Singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diikuti dengan tanda titik. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
c. |
1) |
Singkatan kata yang berupa
gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. |
|||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
2) |
Singkatan gabungan kata yang
terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. |
||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya: |
|
|||||||||||||||||
Catatan: Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan
khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah. |
|||||||||||||||||
d. |
Singkatan gabungan kata yang
terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing
diikuti oleh tanda titik. |
||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||
e. |
Lambang kimia, singkatan satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan titik. |
||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||
2. |
Akronim ialah singkatan dari
dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. |
||||||||||||||||
a. |
Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital tanpa tanda titik. |
||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||
b. |
Akronim nama diri yang berupa
singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. |
||||||||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||||||||
c. |
Akronim bukan nama diri yang
berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. |
||||||||||||||||
Misalnya:
|
|
||||||||||
Catatan: Jika pembentukan akronim dianggap perlu,
hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut.
|
Angka dan
Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka
atau kata. Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan
lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab |
: |
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 |
Angka Romawi |
: |
I, II, III, IV, V, VI, VII,
VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M (1.000.000) |
1. |
Bilangan dalam teks yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika
bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan. |
Misalnya: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. Koleksi perpustakaan itu mencapai dua
juta buku. Di antara 72 anggota yang
hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang tidak memberikan suara. Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum
terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan. |
|
2. |
Bilangan pada awal kalimat
ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar
bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal
kalimat. |
Misalnya: Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian. Panitia mengundang 250 orang peserta. |
|
Bukan: 250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar
itu. |
|
3. |
Angka yang menunjukkan bilangan
utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. |
Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550
miliar rupiah. Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta rupiah
untuk mengembangkan usahanya. Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan
biaya Rp10 triliun. |
|
4. |
Angka digunakan untuk
menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c)
nilai uang; dan (d) jumlah. |
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||
Catatan:
|
||||||||||||||||||||
5. |
Angka digunakan untuk
melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar. |
|||||||||||||||||||
Misalnya: Jalan Tanah Abang I No. 15 Jalan Wijaya No. 14 Apartemen No. 5 Hotel Mahameru, Kamar 169 |
||||||||||||||||||||
6. |
Angka digunakan untuk menomori
bagian karangan atau ayat kitab suci. |
|||||||||||||||||||
Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252 Surah Yasin: 9 Markus 2: 3 |
||||||||||||||||||||
7. |
Penulisan bilangan dengan huruf
dilakukan sebagai berikut. |
|||||||||||||||||||
a. |
Bilangan utuh |
|||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||
b. |
Bilangan pecahan |
|||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||
Catatan:
|
Misalnya:
|
||||||||||||
8. |
Penulisan bilangan tingkat
dapat dilakukan dengan cara berikut. |
|||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||
9. |
Penulisan bilangan yang
mendapat akhiran an mengikuti cara berikut. (Lihat juga keterangan tentang
tanda hubung, Bab
III, Huruf E, Butir 5). |
|||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||
10. |
Bilangan tidak perlu ditulis
dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi,
seperti akta dan kuitansi). |
|||||||||||
Misalnya: Di lemari itu tersimpan 805 buku
dan majalah. Kantor kami mempunyai dua puluh orang
pegawai. Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00. |
||||||||||||
11. |
Jika bilangan dilambangkan
dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. |
|||||||||||
Misalnya: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen). Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima
juta rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban. Dia membeli uang dolar Amerika Serikat
sebanyak $5,000.00 (lima ribu dolar). |
||||||||||||
Catatan:
|
Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu,
dan -nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu,
dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Buku ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan
di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
Catatan:
Kata kata ganti itu (-ku, -mu,
dan -nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan
bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital.
Misalnya:
KTP-mu
SIM-nya
STNK-ku
Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu membelikan sang suami
sebuah laptop.
Siti mematuhi nasihat sang kakak.
Catatan:
Huruf awal si dan sang ditulis
dengan huruf kapital jika kata-kata itu diperlakukan sebagai unsur nama diri.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
Dalam cerita itu Si Buta
dari Goa Hantu berkelahi dengan musuhnya.
INDEX
Posting Komentar untuk "Penulisan Kata"
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!