METODE
PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (Pembelajaran Langsung)
1. Metode
Pembelajaran Direct Instruction
a. Pengertian Direct Instruction (Pembelajaran Langsung)
Pengajaran langsung adalah model
pembelajaran yang berpusat pada guru, yang mempunyai 5 langkah dalam
pelaksanaannya, yaitu menyiapkan siswa menerima pelajaran, demontrasi,
pelatihan terbimbing, umpan balik, dan pelatihan lanjut (mandiri) (Nur,
2000:7).
Model Pembelajaran
berasal dari kata Model dan Pembelajaran. ”Model diartikan
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
suatu kegiatan” (Nur, 1996 : 78). Hakikat pembelajaran atau hakikat mengajar
adalah membentuk siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterapilan, nilai,
cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana
belajar (Joyce dan Weil dalam Nur, 1996 : 79). Berdasarkan pengertian di atas
dapat dipahami bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan dapat berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan dan
melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar.
b. Ciri-ciri Direct Instruction (Pembelajaran Langsung)
Model pembelajaran langsung memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur hasil belajar
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3) Sistem pengolahan dan lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil
(Nur,2000:3).
Menurut Nur (2000:4–5) bahwa dalam
Model Direct Instruction
terdapat dua macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu,
sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu. Namun, kedua pengetahuan tersebut tidak terlepas antara satu sama
lain, sering kali penggunaan prosedural memerlukan pengetahuan deklaratif yang
merupakan pengetahuan prasyarat. Model Direct
Instruction dirancang untuk mengembangkan cara belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajari selangkah demi selangkah.
Menurut Nur (2000:57–59) tentang Model Direct Instruction dapat
dirangkum sebagai berikut :
1) Salah satu tujuan pembelajaran yang penting dari setiap mata
pelajaran di sekolah ialah memperoleh informasi dan keterampilan-keterampilan
dasar. Sebelum siswa mempelajari informasi dan keterampilan lanjut, mereka
harus terlebih dahulu menguasai informasi dan keterampilan dasar.
2) Untuk tercapainya tujuan seperti yang tertulis pada butir (1),
guru menggunakan Model Direct
Instruction. Model pengajaran ini mempunyai landasan empirik dan teoritik
dari anallisis system, teori pemodalan tingkah laku, dan penelitian tentang
keberhasilan guru dalam mengajar.
3) Dampak instruksional dari model pengajaran langsung ialah
mengembangkan penguasaan keterampilan sederhana dan komplek serta
pengetahuan deklaratif yang dapat dirumuskan dengan jelas dan diajarkan tahap
demi tahap.
4) Direct Instruction pada umumnya mempunyai Lima fase, menjelaskan tujuan pembelajaran
dan menyiapkan siswa; mendemonstrasikan atau menjelaskan materi yang akan
dipelajari oleh siswa; memberikan bimbingan praktek; mengecek pemahaman siswa
dan memberikan balikan; dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
sendiri dan menerapkan hasil belajar.
5) Model Direct
Instruction memerlukan lingkungan pembelajaran terstruktur dengan
baik dan uraian guru yang jelas.
6) Pada tahap perencanaan perumusan tujuan dan analisis tugas, perlu
mendapat perhatian yang seksama.
7) Dalam melaksanakan Direct
Instruction, guru perlu memberikan uraian yang jelas, mendemonstrasikan dan
memperagakan tingkah laku dengan benar, memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih.
8) Pelatihan perlu dilandasi oleh prinsip-prinsip sebagai berikut :
Berikan pelatihan singkat dan frekwensi yang tidak berlebihan; Siswa
benar-benar menguasai keterampilan yang dilatihkan; Menggunakan pelatihan
berkelanjutan atau pelatihan berselang.
9) Direct Instruction menuntut pengolaan kelas yang unik, menarik dan mempertahankan
perhatian siswa dari awal sampai selesainya proses pembelajaran.
10) Pengolaan kelas yang juga perlu memperoleh perhatian ialah
mengatur tempo pembelajaran, kelancaran alur pembelajaran, mempertahankan
ketertiban dan peserta siswa, dan menangani dengan cepat
penyimpangan-penyimpangan tingkah laku siswa.
11) Penilaian hasil belajar siswa ditekankan pada praktek pengembangan
dan
penerapan pengetahuan
dasar yang sesuai, mengukur dengan teliti keterampilan sederhana dan yang
kompleks, serta memberikan umpan balik kepada siswa.
Dari uraian diatas, keterampilan atau
kecakapan siswa, baik kognitif mapun fisik harus dijadikan landasan oleh guru
ataupun siswa untuk membangun hasil belajar yang maksimal. Karena bagaimanapun
sebelum siswa memperoleh dan memproses sejumlah informasi atau suatu
pengetahuan, mereka harus menguasai strategi belajar dahulu, seperti membuat
catatan dan merangkum isi bacaan.
Begitu juga sebelum siswa mampu
berpikir secara kritis, mereka harus mampu terlebih dahulu menguasai
dasar-dasar ilmu logika dan begitu juga dengan hal-hal yang lain. Maka
disinilah seorang guru dituntut mampu mengausai metode pengajaran langsung (Direct
Instruction) untuk membantu siswa mencapainya dengan maksimal.
c. Keunggulan dan Kelemahan Direct Instruction
Dari semua uraian dan
rangkuman di atas, maka penelitian mengambil kesimpulan bahwa Model Direct Instruction dalam
pengajaran mempunyai beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah:
1) Siswa akan lebih aktif, bersemangat, bermutu (berkualitas) dan
berdayaguna. Hal ini akan terjadi, karena pengajaran langsung menggunakan
perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati dari guru. Pengajaran
langsung mensyaratkan tiap detil keterampilan atau isi didefinisikan secara
seksama. Demontrasi dan jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara
seksama pula.
2) Penguasaan terhadap materi lebih mendalam karena mendapat
bimbingan praktek, mengecek pembahasan siswa dan memberikan umpan balik, serta
siswa dapat berlatih sendiri dalam menerapkan hasil belajar. Ini semua sesuai
dengan pendapat Briggs dalam Kardi (2001:10) yang menemukakan bahwa pengajaran
yang dirancang secara sistematik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan
individu. Pengajaran akan menjadi lebih baik jika dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan
berkembang sesuai dengan kemampuan dan aktivitasnya sendiri, tanpa adanya
paksaan apapun. Begitu juga sebaliknya jika pembelajaran tidak diarahkan,
mungkin sekali membawa perkembangan banyak individu siswa menajdi tidak
kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dari kehidupan sekarang atau yang akan
datang.
3) Pengajaran dilakukan selangkah demi selangkah untuk menumbuhkan
sikap percaya diri, berani, kesungguhan, keberanian serta tanggung jawab
terhadap sekolah, keluarga dan masyarakat. Menurut Kardi (2001:2) Salah satu
yang mencolok antara orang yang baru mempelajari sesuatu atau pemula dengan
pakar adalah bahwa para pakar telah benar-benar menguasai
keterampilan-keterampilan dasar, sehingga mereka dapat menerapkannya dengan
presisi dan tanpa dipikirkan lagi. Sedangkan para pemula harus menguasasi
dasar-dasar hal tersebu terlebih dahulu. Dan untuk pemahaman tersebut dibutuhkan
langkah-langkah yang benar dan terencana. Salah satu kelebihan dari metode
pembelajaran langsung ini adalah menanamkan cara atau metode informasi atau
suatu pengetahuan dengan selangkah demi selangkah, yang hiharapkan tertata rapi
pada diri diri siswa.
4) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya dunia kerja. Di dalam pembelajaran langsung menurut Kardi
(2001:35) guru harus memberikan pelatihan sampai siswa benar-benar menguasai
konsep/keterampilan yang dipelajari. Karena keterampilan dan konsep yang
dipelajari hari itu adalah merupakan persayaratan penting untuk keterampilan
dan praktek berikutnya. Disinilah kenapa metode pembelajaran langsung akan
mampu menyaipakn siswa ke dunia kerja nyata.
5) Membiasakan siswa untuk tidak sekedar menghafal materi pelajaran
tetapi juga harus mampu menerapkan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Di
dalam pembelajaran langsung siswa dilatih untuk mandiri, tidak hanya menghafal
materi pelajaran saja. Kebanyakan letihan mandiri yang diberikan kepada siswa
adalah pada fase akhir pertemuan dalam kelas, yang berupa pekerjaan rumah.
Pekerjaan rumah disini dimaksudkan berlatih secara mandiri, hal ini merupakan
kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara
mandiri, dan memperpanjang waktu belajar belajar bagi siswa.
Selain mempunyai kelebihan-kelebihan,
pada setiap model pembelajaran akan ditemukan keterbatasan-keterbatasan. Begitu
pula dengan Model Pengakaran Direct Instruction.
Keterbatasan-keterbatasan Model Pengajaran Direct Instruction adalah sebagai berikut:
1) Karena guru memaikan peranan pusat dalam model ini, maka
kesuksesan pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak
siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat
menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.
2) Model Pengajaran Direct Instruction sangat bergantung pada gaya
komunikasi guru. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan pembelajaran
yang kurang baik pula.
3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau
abstrak, Model Pengajaran Direct Instruction mungkin tidak dapat memberikan
siswa kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang
disampaikan.
4) Jika terlalu sering digunakan Model Pengajaran Direct Instruction
akan membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu siswa sesmua yang perlu
diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pemebelajan
siswa itu sendiri.
5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Sayangnya, banyak siswa bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga dapat
melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
d. Langkah-langkah Direct Instruction
Secara Umum model pembelajaran
langsung telah didesain untuk mempromosikan siswa dalam hal mempelajari
pengetahuan yang terstuktur dengan baik dan dapat diajarkan dalam suatu bentuk
langkah-per-langkah, atau pembelajaran langsung pada umumnya dirancang secara
khusus untuk mengembangkan aktivitas belajar di pihak siswa berkaitan dengan
aspek pengetahuan prosedural serta pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik yang dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Fokus utama dari
pembelajaran ini adalah pelatihan-pelatihan yang dapat diterapkan dari keadaan
nyata yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
Model pembelajaran langsung adalah
suatu model pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana proses belajar dan
mengajar berlangsung dalam waktu yang sama (real time)
walaupun pengajar dan siswanya secara fisik berada pada tempat yang berbeda
satu sama lain. Contoh dari pembelajaran langsung yang pengajar dan siswanya
secara fisik berada pada tempat yang berbeda satu sama lain seperti
Pembelajaran melalui Chatting.
Dalam buku Suyatno “Teknik
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”
bahwa: Metode pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Metode tersebut didasari anggapan
bahwa umumnya pengetahuan dibagi dua, yaitu pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan procedural. Deklaratif berarti pengetahuan tentang sesuatu.
Prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
Lima langkah pembelajaran
langsung, yaitu:
1) Mengkondisikan
2) Penjelasan/demontrasi
3) Latihan terbimbing
4) Umpan balik, dan
5) Latihan lanjutan yang diperluas (penerapannya).
Istilah lain yang sering digunakan
untuk model pembelajaran langsung ini, dikemukakan oleh Good dan Grows (1985)
ialah pengajaran aktif. Disamping itu, dalam buku Kardi dan Nur (2000) bahwa
metode yang berhubungan erat dengan model ini adalah metode kuliah/ceramah dan
resitasi/metode pemberian tugas.
Pembelajaran langsung ini
menekankan tujuan pembelajaran yang harus berorientasi kepada siswa dan
spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi
evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan
(kriteria keberhasilan).
Menurut metode “Mager” untuk
merumuskan tujuan pembelajaran ini bahwa metode pembelajaran langsung bertumpu
pada tujuan yang spesifik yang dikenal dengan tujuan perilaku dengan tiga
bagian sebagai berikut.
1) Perilaku Siswa
2) Situasi pegetesan
3) Kriteria kinerja.
Komentar0
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!