LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS
Judul Penelitian : Analisis Pengembangan Kegiatan Seni
Anak Usia Dini
pada Taman Penitipan Anak Kalimosodo Kids
Waktu
Pelaksanaan : Rabu, 14 Oktober 2015
Tempat
Penelitian : Taman Penitipan Anak Kalimosodo
Kids, Giriwoyo
I
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang Penelitian
Taman
Penitipan Anak Kalimosodo Kids merupakan salah satu Taman Penitipan Anak yang
berada di Kecamatan Giriwoyo. Pendirian Taman Penitipan Anak Kalimosodo Kids
ini bernaung pada Pendidikan Non Formal dan Informal dengan akte pendirian No.
422.1/051.
Taman
Penitipan Anak Kalimosodo Kids bertujuan :
a.
Menciptakan anak didik yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Menciptakan anak didik yang cinta pada
lingkungannya.
c.
Menciptakan anak didik yang berakhlak
mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri.
d.
Menciptakan anak didik yang mempunyai
sifat nasionalis dan kebangsaan.
e.
Menciptakan situasi yang menyenangkan
dan penuh inovatif.
Visi :
“Menciptakan anak didik yang berakhlak mulia, sehat,
cerdas, kreatif, mandiri, nasionalisme dan kebangsaan dengan dasar pendidikan
Islam.”
Misi :
1. Pemahaman
nilai-nilai agama Islam sejak dini.
2. Menjaga
lingkungan.
3. KBM
berpusat pada anak.
4. Menjunjung
tinggi kebangsaan dan kepercayaan masyarakat yang menjadikan semangat kami
untuk terus berjuang dengan dasar pendidikan Islam.
Program
S1 PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga pendidik PAUD
Profesional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi.
Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswi adalah Analisis
Pengembangan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas mata kuliah tersebut
maka telah dilakukan penelitian di TPA Kalimosodo Kids yang bertujuan
mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti
lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisi secara kritis.
2.
Fokus
Penelitian
Setelah
diadakan observasi di salah satu ruang Taman Penitipan Anak Kalimosodo Kids,
maka peneliti terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu mengembangkan
kegiatan di sentra seni, dimana anak melakukan kegiatan meronce bentuk bulan,
bintang membentuk gelang.
3.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan :
a.
Mengumpulkan data mengenai :
1)
Alasan pendidik melakukan kegiatan di sentra
seni :
a).
Mengenalkan anak tentang cara meronce
benda-benda di langit.
b).
Melatih anak meronce bentuk bulan, bintang
dalam belajar dan bermain.
c).
Membangun perkembangan fantasi imajinasi
anak.
d).
Belajar untuk bekerja mandiri.
e).
Belajar untuk bekerja secara individu.
f).
Untuk mengolah kreativitas anak yang
telah dilaksanakan sehari-hari dengan mencoba dalam kegiatan motorik halus, yaitu
meronce gambar bulan dan bintang.
2)
Tujuan pendidik melakukan kegiatan di sentra
seni :
a).
Mengembangkan kemampuan anak dalam meronce.
b).
Mengembangkan kemampuan motorik halus anak.
c).
Melatih kemandirian anak.
d).
Menunjukkan kreativitas anak dengan
kegiatan meronce gambar bulan dan bintang dengan di lem.
3)
Kebijakan yang mendukung pendidik dalam melakukan
hal tersebut yakni sentra seni dalam
pendidikan anak usia dini dirancang agar membantu anak dalam mengembangkan kreativitasnya.
b.
Analisis kritis (Critical Analysis) mengenai kegiatan tersebut menurut pengamatan
dan observasi peneliti yaitu :
1. Anak
terlibat dalam kegiatan meronce.
2. Pendidik
menata alat meronce untuk mendukung kreativitas dan kemandirian anak.
3. Pendidik
mengarahkan anak untuk meakukan kegiatan meronce.
4. Anak
belum optimal dalam meronce, karena masih ada yang dibuatkan.
5. Anak-anak
perlu berlatih meronce dengan teman-temannya pada saat dirumah.
4.
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat untuk :
a. Memberi
masukkan terhadap kegiatan anak TPA
b. Melatih
mahasiswa melakukan penelitian tindakan kelas.
c. Mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di TPA.
II
Landasan
Teori
A. Pengertian
Meronce
Meronce adalah menyusun benda atau merangkai benda menjadi
satu dengan menggunakan seutas tali atau yang lain. Contohnya seperti kalung,
atau menyusun abjad nama anak Saudara, atau bisa juga membuat orang-orangan.
Meronce merupakan salah satu stimulasi untuk mengasah kemampuan motorik halus
anak.
Meronce
pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang sama, yaitu menyusun benda-benda,
pernik-pernik dengan sentuhan keindahan, sehingga orang yang melihatnya merasa
puas. Pengertian meronce menurut Hajar Pamadhi (2008: 9.4) meronce adalah
menata dengan bantuan mengikat komponen dengan utas atau tali. Saat melakukan
teknik ikatan ini, seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama
dibandingkan dengan benda yang ditata tanpa ikatan. Pendapat lain dikemukakan
oleh Sumanto (2006: 141) meronce adalah cara pembuatan benda hias atau benda
pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian-bagian bahan berlubang atau sengaja
dilubangi memakai bantuan benang, tali dan sejenisnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Edy
Purwanto (2007: 48) yang mengungkapkan bahwa meronce adalah menyusun bahan yang
berlubang atau sengaja dilubangi untuk menghasilkan rangkaian. Rangkaian ini
dapat digunakan, baik sebagai hiasan maupun benda pakai.
Pada dasarnya merangkai dan meronce harus
memperhatikan unsur-unsur visual, unsur-unsur tersebut harus memenuhi prinsip
penyusunan, seperti komposisi warna, bentuk, ukuran, jenis, irama, dan
sebagainya. Keterampilan merangkai dan
meronce memiliki tujuan untuk permainan, meningkatkan kreativitas, melatih
komposisi, melatih inajinasi, melatih membuat irama, melatih rasa kebersamaan
melalui kerja kelompok, melatih dan meningkatkan untuk mengutarakan pendapat,
meningkatkan apresiasi, dan sebagainya.
Kegiatan meronce adalah menata dengan
bantuan mengikat komponen dengan tali atau utas. Dengan teknik ikatan,
seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibandingkan
dengan benda yang ditata tanpa ikatan.
B.
Tahapan
Meronce
Meronce merupakan tahap pramembaca karena
ketika anak sedang meronce anak belajar cara membedakan. Kegiatan membedakan
inilah yang dapat melatih kemampuan anak dalam membedakan huruf karena dengan
meronce melatih koordinasi mata dan tangan anak. Menurut Dessy Rilia (2012)
kegiatan meronce mempunyai beberapa tahapan dalam aplikasinya yaitu:
- Meronce berdasarkan warna. Tahap
ini adalah tahapan yang paling rendah dalam kegiatan meronce. Anak
memasukkan benang kedalam lubang
2. berdasarkan
warna yang sama, misal warna biru saja.
- Meronce berdasarkan bentuk, ini
salah satu langkah maju yaitu anak dapat mengenal bentuk. Ada berbagai
macam bentuk dalam meronce, misalnya bentuk bulat atau kubus.
- Meronce berdasarkan warna dan
bentuk, anak mulai bisa menggabungkan mana yang memiliki bentuk sama dan
warna yang sama. Anak
5. mengembangkan
kreativitasnya dengan bentuk dan warna yang anak sukai.
- Meronce berdasarkan warna, bentuk
dan ukuran. Tahapan yang cukup sulit bagi anak karena mulai menggabungkan
tiga komponen sekaligus.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan anak dalam meronce disesuaikan dengan perkembangan anak
melalui urutan tahapan kegiatan meronce mulai dari tahapan yang mudah ke
tahapan yang lebih sulit. Pada anak usia 5-6 tahun sudah mampu meronce
berdasarkan warna, bentuk dan ukuran.
C.
Manfaat
Meronce bagi Anak
Terdapat banyak manfaat dari meronce,
berbagai ahli telah menjelaskan manfaat meronce. Adapun manfaat permainan
meronce untuk anak menurut Effiana Yuriastien dkk
(2009: 193) adalah sebagai berikut:
1.
Membantu kemampuan motorik halus. Saat
anak melalukukan kegiatan meronce anak mengambil bulatan tanah liat dan
memasukkannya ke dalam lubang dengan menggunakan tali.
2.
Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak
menggunakan kedua tangan dan mata untuk memasukkan roncean. Sehingga
membutuhkan koordinasi mata dan tangan.
3.
Meningkatkan perhatian dan konsentrasi.
Pada saat anak meronce, anak membutuhkan latihan dan konsentrasi saat
memasukkan roncean ke dalam lubang dengan tepat.
Sedangkan tujuan meronce menurut
Yani Mulyani (2007: 32) yaitu:
1.
Melatih konsentrasi anak.
2.
Merangsang kreativitas anak.
3.
Melatih koordinasi mata dan jari tangan
anak.
4.
Mengenal konsep warna dan keserasian anak.
Ada berbagai macam tujuan dari meronce.
Adapun tujuan meronce menurut Hajar Pamadhi (2008: 9.11-9.13) yaitu:
- Permainan
Merangkai maupun
meronce berfungsi sebagai alat bermain anak, bendabenda yang akan dirangkai
tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk latihan memperoleh
kepuasan rasa dan memahami keindahan. Hal ini sesuai dengan karakteristik
seorang anak bahwa pada setiap saat benda itu digunakan sebagai alat bermain
sehingga merangkai adalah salah satu jenis bermain.
- Kreasi dan komposisi
Kemungkinan
benda atau komponen lain dapat diminta guru kepada anak untuk menyusun ala
kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari lingkungan sekitar, seperti:
papan bekas, atau kotak sabun serta yang lain dibayangkan sebagai bangunan yang
megah. Anak sengaja hanya bermain imajinasi saja, sehingga tujuan permainan ini
untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentang intruksi suatu bangun.
- Gubahan atau inovasi
Merangkai
dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara
mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru. Kegiatan dapat dilakukan dengan
merubah kegiatan anak misalnya anak sudah bisa meronce berdasarkan bentuk
kemudian guru dapat meminta anak meronce ke tahapan yang lebih sulit yaitu
meronce berdasarkan bentuk dan warna.
Berdasarkan uraian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa meronce dapat memberikan kesempatan anak dalam
berkarya juga dapat divariasikan dan dibentuk menurut keinginan sehingga anak
tertarik dan terlatih untuk menciptakan ide baru, dapat melatih koordinasi mata
dan tangan selain itu dengan kegiatan meronce anak akan merasakan dan
mendapatkan pengalaman langsung, melatih konsentrasi serta terampil untuk
melakukan kegiatan yang menggunakan kemampuan motorik halus dan lainnya.
D.
Jenis-jenis
meronce
Menurut Sumanto (2005: 159) ada beberapa
jenis meronce diantaranya yaitu: (1) meronce dari bahan alam. Roncean dapat
diperoleh dari lingkungan alam sekitar secara langsung seperti, janur, bunga
segar, buah-buahan, bunga kering, daun, kayu, ranting dan biji-bijian bahan
alam membawa warna dan tekstur yang alami, bentuk yang bagus dan hampir
seragam, mudah ditemui disekitar lingkungan. Dalam penelitian ini peneliti
menngunakan tanah liat yang termasuk dalam bahan alam, (2) meronce dari bahan
buatan. Bahan buatan yaitu bahan yang diolah dari bahan yang telah ada atau
hasil produk buatan manusia baik berbentuk bahan jadi, setengah jadi atau bahan
bekas seperti, monte, pita sintesis, kertas berwarna, sedotan minuman, dan
plastik. Selain bahan dasar dibutuhkan pula bahan pelengkap atau bahan pembantu
yang berguna untuk merangkai bahan dasar yang telah dipilih untuk menambah
hasil keindahan rangkaianyang dibuat bahan tersebut seperti, lem, tali, benang.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan untuk meronce seharusnya
menggunakan bahan yang mudah didapat misalnya menggunakan bahan alam dan anak
diharapkan menimbulkan ketertarikan pada bahan yang akan digunakan sehingga
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
E. Alat
dan media yang digunakan
1. Bahan
Sumanto (2005: 159- 160) secara umum
bahan dasar yang digunakan untuk merangkai dan meronce meliputi bahan alam dan
bahan buatan.Bahan alam adalah semua jenis bahan yang dapat diperoleh dari
lingkungan alam sekitar secara langsung. Bahan alam contohnya adalah janur,
bunga segar, buah-buahan, bunga kering, daun, kayu, ranting dan biji-bijian.
Sedangkan bahan buatan adalah jenis bahan yang merupakan hasil produk atau
buatan manusia, baik bahan jadi adalah monte, manik-manik, pita sintetis,
kertas berwarna, sedotan minuman, plastik dan lainnya. Bahan bekas contohnya
serutan kayu, gelas plastik dan lainnya. Dalam penelitian ini bahan yang akan
dipakai oleh peneliti adalah tanah liat yang telah dikeringkan.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan
merangkai/meronce berkaitan dengan jenis bahan yang digunakan dan bentuk
rangkaian/roncean yang dibuat. Dalam penelitian peralatan yang dipakai adalah
benang kasur yang tebal dan kaku yang memudahkan anak memasukkan roncean ke
dalam lubang.
Meronce
yang digunakan dalam penelitian dengan alat sederhana yang ada di lingkungan
anak contohnya:
1.
Biji-bijian
2.
Manik-manik
3.
Bunga
4.
Buah-buahan
5.
Kertas
Bahan-bahan tersebut dirangkai dengan tali atai kain
sehingga membentuk rencana dengan bagus dapat dipergunakan untuk bermain atau
hiasan.
F. Langkah-langkah
pembelajaran
1.
Guru
menunjukkan roncean yang sudah jadi pada anak
2.
Guru
memberi contoh cara meronce
3.
Anak
diberi bahan dan alat untuk meronce dengan teliti dan cermat
4.
Anak
mengerjakan meronce.
III Metodologi Penelitian
1.
Subyek
Penelitian
a.
Subyek penelitian : Anak didik berjumlah 15 orang, 4 orang
pendidik dan 1 orang penyelenggara TPA
Kalimosodo Kids Giriwoyo
b.
Tempat penelitian : Taman Penitipan Anak Kalimosodo Kids
c.
Alamat : Tulakan RT. 02 RW. 09
d.
Kelompok :
Usia 1,5 s.d 3 tahun
e.
Tema :
Sentra seni, meronce pola bintang
f.
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 14 Oktober 2015
2.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode interpretative
yaitu menginterprestasikan data mengenai gejala / fenomena yang diteliti lapangan.
3. Instumen Penelitian
a.
Observasi, yaitu untuk melihat fenomena
unik/menarik untuk dijadikan fokus penelitian.
b.
Wawancara, yaitu untuk menggali
informasi yang lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Berkaitan dengan
wawancara, Sutopo (2006:69) menyatakan bahwa “wawancara pada umumnya tidak dilakukan
secara terstruktur, ketat dan dengan pertanyaan tertutup seperti di dalam
penelitian kualitatif, tetapi dilakukan secara tidak terstruktur atau sering
disebut teknik “wawancara mendalam”, karena peneliti tidak tahu apa yang belum
diketahuinya”.
c.
Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan
bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas tentang fokus penelitian. Menurut
Moleong (2010:217) dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik.
No
|
Teknik Penilaian
|
Uraian
|
Sasaran
|
|
1
|
Observasi
|
Untuk
melihat fenomena unik/menarik untuk dijadikan fokus penelitian
|
Pendidik,
anak orang tua/wali, dokumen pembelajaran, ruang kelas
|
|
2
|
Wawancara
|
Untuk
menggali informasi yang lebih mendalam mengenai fokus penelitian
|
Kepala
TPA, pendidik
|
|
3
|
Dokumentasi
|
Untuk
mengumpulkan bukti - bukti dan penjelasan yang lebih luas tentang fokus
penelitian
|
Bukti
- bukti yang kongkret
|
IV
Analisa
Data
1.
Tabulasi Data
Untuk
memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Observasi
|
Wawancara dengan pendidik
|
Wawancara dengan Kepala TPA
|
Dokumentasi
|
|
Sebelum
kegiatan meronce terlebih dahulu pendidik mengajak anak di karpet, mereka
diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang akan mereka lakukan pada saat
meronce.
|
Kegiatan
meronce yang dilakukan anak dengan bahan kertas berbentuk bulan dan bintang.
|
Anak
belajar motorik halus dengan kegiatan meronce.
Dengan
meronce anak dapat mengembangkan kreativitas secara individu.
|
Alat
meronce dan yang dironce adalah dari kertas dan warnanya pun tidak dibedakan.
|
|
Bagaimana
cara meronce dengan menggunakan gambar bulan, bintang, bintang, bulan dan
sebagainya. Setelah dironce anak disuruh memakai hasil ronceannya
sendiri-sendiri.
|
Anak
mulai meronce dengan kreatif untuk mengembangkan motorik halus.
Alat yang digunakan untuk meronce adalah potongan
kertas panjang dan ditempel dengan lem kertas yang ditempelkan bentuk bulan
dan bintang.
|
Pendidik
memberikan kegiatan meronce untuk mendukung kreativitas dan kemandirian anak.
Anak
masih ada yang belum melaksanakan kegiatan meronce secara optimal, karena
perhatiannya masih kemana-mana, sehingga hasilnya belum optimal (selesai).
|
Hasil
anak tidak dikumpulkan tetapi langsung dipakai oleh anak.
|
2.
Analisis Kritis
Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan meronce dengan dipandu
oleh pendidik akan dapat melatih kreativitas anak. Pendidik akan memberi contoh dalam
kegiatan meronce dengan menempelkan gambar.
V
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Dari tabulasi data dan analisis data
dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu sebagai berikut :
a.
TPA Kalimosodo Kids mempunyai program
layanan pendidikan dengan model pengembangan sentra kegiatan bermain salah satu
diantaranya sentra seni. Adapun yang menjadi alasan dari pengembangan sentra
seni ini adalah tempat dimana anak dapat melakukan kegiatan meronce sesuai
dengan keinginan anak, selain itu dapat melatih kreativitas anak.
b.
Sentra seni merupakan sentra yang
biasanya meningkatkan kreativitas anak.
c.
Dengan kegiatan meronce anak-anak lebih
dilatih untuk meningkatkan kreativitasnya.
d.
Selain itu kegiatan meronce menumbuhkan
minat anak dalam motorik halus dan mengembangkan kreativitas.
2.
Saran
a.
TPA Kalimosodo Kids sebaiknya dapat
memberikan fasilitas yang lebih baik sehingga akan mendukung peningkatan
kualitas pelayanan pendidikan untuk masa yang akan datang.
b.
Sebaiknya dalam kegiatan meronce anak
dilatih untuk mencoba meningkatkan kegiatan motorik halus.
e.
Sebaiknya guru pembimbing dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga meronce akan lebih memberikan
kesan yang kreatif untuk anak didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Amirin Tatang M.
(2000). Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Grafindo Persada
Beiley. (1978). Methods
Of Social Research.
Lubuk Asmawati
dkk. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan AUD. Jakarta: UT.
2008.
2008.
Masitoh dkk. 2005.
Strategi Pembelajaran TK, Jakarta: Universitas Terbuka
Margono S. (2003
). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurbiasan Dhieni
dkk. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2005.
Permendiknas RI nomor 58 tahun
2009. Standar Pendiikan Anak Usia Dini
Tim PG PAUD Universitas terbuka.
2011. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional
OBSERVASI
KEGIATAN PENGEMBANGAN
DI
TAMAN PENITIPAN ANAK
TPA : Kalimosodo Kids
Tanggal : 14 Oktober 2015
Kelompok : Usia 1,5 s.d 3 tahun.
No
|
Hal-hal unik/ menarik yang ditemukan
|
Ada
|
Keterangan
uraian / pertanyaan
|
||
Ya
|
Tidak
|
||||
1
|
Model
pengembangan kegiatan
|
√
|
Kegiatan
berbasis sentra (BCCT)
|
||
2
|
Penataan
Ruangan
|
√
|
Dibagi
menjadi 3 sentra yang hari ini dibuka yaitu sentra balok, seni dan persiapan.
|
||
3
|
Kegiatan
yang dilakukan anak
|
√
|
Meronce
bentuk bulan, bintang dengan kertas dan di tempelkan.
|
||
4
|
Alat
Peraga Edukatif (APE)
|
√
|
Gambar
bentuk bulan, bintang, kertas untuk meronce, dan lem.
|
||
5
|
Pengaturan/
Pengelompokan anak
|
√
|
Pengelompokan
anak dibagi menjadi 3 kelompok.
|
||
6
|
Cara
Pendidik dalam Memimpin Kegiatan
|
√
|
Pendidik
menyiapkan alat untuk kegiatan meronce.
|
||
7
|
Peran
Pendidik Pendamping
|
√
|
Peran
pendidik memperagakan cara meronce dengan baik.
|
||
8
|
Peran
orang tua anak
|
√
|
Membangun
kerjasama dengan sekolah dan dirumah, dalam kegiatan pembiasaan contoh :
berdo’a sebelum kegiatan, cara makan yang benar, dll.
|
INSTRUMEN WAWANCARA
(Dengan Pendidik di Taman Penitipan
Anak)
1)
Usia berapa saja anak-anak yang berada dalam
Taman Penitipan Anak yang Ibu asuh?
Jawab :
Usia 1,5 s/d 3 tahun.
2)
Apa perbedaan/keistimewaan program di Taman
Penitipan Anak yang Ibu asuh dibandingkan Taman Penitipan Anak lainnya?
Jawab
:
Keistimewaannya
fasilitas yang kami punya sedikit berbeda dengan TPA lainnya.
3)
Bagaimana cara penyusunan rencana
kegiatan untuk anak di Taman Penitipan Anak yang Ibu asuh?
Jawab
:
Dalam
menyusun rencana kegiatan memakai menu generik tahun 2009.
4)
Referensi apa yang Ibu pergunakan untuk
menyusun rencana kegiatan anak?
Jawab
:
Permendiknas
No. 58 tahun 2009 dan menu generik tahun 2009.
5)
Apa saja yang Ibu ambil/manfaatkan dari
referensi tersebut?
Jawab
:
Adanya
SPM (Standar Pelayanan Minimal) untuk rencana kegiatan setiap hari.
6)
Tadi saya melihat kegiatan mencap bentuk
bintang. Mengapa Ibu melakukan kegiatan tersebut?
Jawab
:
Agar
anak-anak terbiasa melatih ketrampilan motorik halusnya.
7)
Apa dasar pemikiran sehingga Ibu
melakukan kegiatan seperti itu?
Jawab
:
Agar
anak terbiasa melatih ketrampilan tangan dan kejelian mata.
INSTRUMEN WAWANCARA
(Dengan Kepala Taman Penitipan
Anak)
1)
Apa visi/misi dari Taman Penitipan Anak
dalam konteks Pendidikan anak?
Jawab
:
Visi
:
“Menciptakan anak didik yang
berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri, nasionalisme dan kebangsaan
dengan dasar pendidikan Islam.”
Misi
:
a.
Pemahaman
nilai-nilai agama Islam sejak dini.
b.
Menjaga
lingkungan.
c.
KBM
berpusat pada anak.
d.
Menjunjung
tinggi kebangsaan dan kepercayaan masyarakat yang menjadikan semangat kami
untuk terus berjuang dengan dasar pendidikan Islam.
2)
Untuk mencapai visi/misi tujuan
tersebut, apa yang diadakan di Taman Penitipan Anak Ibu pimpin?
Jawab :
a.
Mengenalkan moral dan nilai-nilai
agama sejak dini.
b.
Mengenalkan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang besar melalul lagu-lagu kebangsaan.
3)
Siapa yang merancang program tersebut?
Jawab :
Kepala TPA beserta
pendidik.
4)
Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah
anak didik di Taman Penitipan Anak Kalimosodo Kids ini?
Jawab :
Pendidik ada 4 orang
Jumlah anak didik ada
15 anak
5)
Model pengembangan kegiatan apa yang
diterapkan di TPA Kalimosodo Kids ?
Jawab:
Model Sentra dan pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time).
Model Sentra dan pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time).
6)
Tadi saya berbincang dengan salah satu
pendidik di TPA Kalimosodo Kids dan menurutnya TPA Kalimosodo Kids utamanya
menerapkan pembelajaran
berpusat pada anak. Alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
berpusat pada anak. Alasan apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
Jawab:
Agar anak Iebih bebas untuk memilih dan melakukan kegiatan yang telah disiapkan oleh pendidik.
Agar anak Iebih bebas untuk memilih dan melakukan kegiatan yang telah disiapkan oleh pendidik.
7)
Apa dasar pemikirannya sehingga Ibu
melakukan kegiatan seperti itu?
Jawab:
Dengan adanya pembelajaran berpusat pada anak, anak didik akan lebih kreatf dan selalu ingin mencoba dan mencoba.
Dengan adanya pembelajaran berpusat pada anak, anak didik akan lebih kreatf dan selalu ingin mencoba dan mencoba.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
|
VISI, MISI, DAN TUJUAN TPA
KALIMOSODO
Visi
“Menciptakan
anak didik yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri, nasionalisme
dan kebangsaan dengan dasar pendidikan Islam.”
Misi
1. Pemahaman
nilai-nilai agama Islam sejak dini.
2. Menjaga
lingkungan
3. KBM
berpusat pada anak.
4. Menjunjung
tinggi kebangsaan dan kepercayaan masyarakat yang menjadikan semangat kami
untuk terus berjuang dengan dasar pendidikan Islam.
Tujuan
1.
Menciptakan anak didik yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Menciptakan anak didik yang cinta pada
lingkungannya.
3.
Menciptakan anak didik yang berakhlak
mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri.
4.
Menciptakan anak didik yang mempunyai
sifat nasionalis dan kebangsaan.
5.
Menciptakan situasi yang menyenangkan
dan penuh inovatif.
DAFTAR ANAK DIDIK TPA KALIMOSODO
KIDS
No
|
Nama
|
L/P
|
Tempat,
Tgl.Lahir
|
1
|
ADINDA DWI LESTARI
|
P
|
Wonogiri,
13 Jan 2012
|
2
|
BRILIANA ARNUM
CAHYANI
|
P
|
Wonogiri,
01 Mei 2012
|
3
|
CHARRY NOVICA
CHANDRA P.
|
P
|
Wonogiri,
01 April 2013
|
4
|
DEBI WARDANA
|
P
|
Wonogiri,
23 Februari 2012
|
5
|
DEWINTA MEILIA
|
P
|
Wonogiri,
04 Maret 2012
|
6
|
DINDA
ANGGUN PUTRI PERTIWI
|
P
|
Wonogiri,
17 Juni 2012
|
7
|
PUTRI LINGGAR
|
P
|
Wonogiri,
18 Juli 2011
|
8
|
RAHMADHANI PUTRI
NINGTIYAS
|
P
|
Wonogiri,
19 Juni 2012
|
9
|
RINA AGUSTIN SRI
RAHAYU
|
P
|
Wonogiri,
22 Agustus 2012
|
10
|
RISA KRISDIANTI
|
P
|
Wonogiri,
28 Oktober 2012
|
11
|
RIZKI BAGUS
SETIAWAN
|
L
|
Wonogiri,
12 Mei 2011
|
12
|
SAFIRA ANUGERAHENI
|
P
|
Wonogiri,
11 Januari 2013
|
13
|
TRI DIANA
|
P
|
Wonogiri,
12 Juni 2012
|
14
|
WAHIB MASYAYIHUL
ULUM
|
L
|
Wonogiri,
14 Juli 2011
|
15
|
YUDHA BAGUS WIJAYA
|
L
|
Wonogiri,
19 Februari 2012
|
Pengelola TPA
SURATI,
S.Pd.AUD
|
Posting Komentar untuk "Analisis Pengembangan Kegiatan Seni Anak Usia Dini pada Taman Penitipan Anak"
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!