MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
Prof. H. Udin Syaefudin Sa‘ud, Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung) Diyakini bahwa kotak hitam (black box) pendidikan ada di ruang kelas, lebih khusus ada pada proses pembelajaran. Tidak sedikit peserta didik telah menjadi korban salah ajar (malteaching), dan selama ini pikiran peserta didik tidak tersekolahkan (unschool mind) akibat dari pembelajaran yang kurang efektif tersebut. Satu contoh dari adanya malteaching yang umum terjadi di sekolah adalah strategi pembelajaran yang mengingkari bagaimana/gaya belajar peserta didik sebagaimana terjadi pada sebuah ―Universitas Rimba‖ yang rektornya seekor ―Singa‖ dan ―Sekolah Para Binatang‖, yang kepala sekolahnya seekor ―Kancil‖. Sebaliknya, esensi dari sekolah yang cerdas (intelligence school) ditandai dari peserta didiknya yang menjadi manusia pembelajar (learning person). Dan guru efektif adalah guru yang melahirkan peserta didik yang terus belajar (learning person). Oleh karena itu jangan mengaku atau mengklaim diri sebagai seorang guru/pendidik yang efektif, profesional, dan bermartabat sebelum ia mampu memberi kemudahan dalam pembelajaran dan melahirkan peserta didik yang rajin belajar (Aswandi, 2010). Secara konseptual, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, selama ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Sedangkan pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik agar mau dan mampu belajar.
Upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif sangat tergantung kepada bagaimana guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran, serta dapat memilih strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Setidaknya ada ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran. Pengertian pembelajaran efektif bukanlah sesuatu yang sederhana atau tentu tidak memadai lagi jika hanya diartikan sebatas transfer of knowledge, justru menjadi penting ketika diartikan sebagai pembelajaran konstruktivistik yang lebih berorientasi pada peserta didik (student centries). Dalam arti, peserta didik atau si belajar menjadi pusat pembelajaran. Sementara teaching-learning berada melingkari peserta didik tersebut. Keberhasilan teaching learning tergantung pada; (1) enabling environment; (2) knowledge infrastructure; (3) human and physical resource, and (4) school management and governance. Akhirnya hal tersebut di atas sangat ditentukan oleh sebuah kebijakan pendidikan (Aswandi, 2010). Pembelajaran yang efektif apabila kegiatan mengajar dapat mencapai tujuan yaitu peserta didik belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan awal. Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh kompetensi dan keterampilan terbaiknya. Pembelajaran yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggitingginya. Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien. Salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif apabila guru dapat menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang efektif. Walaupun tidak dapat dijadikan jaminan, bahwa variasi strategi dan metode guru mengajar akan dapat menyebabkan pembelajaran efektif, namun setidak-tidaknya dengan kebervariasian menggunakan strategi dan metode itu, guru benar-benar berusaha secara maksimal untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kebervariasian strategi dan metode setidaknya dapat menjadi jaminan tumbuh berkembangnya motivasi dan minat peserta didik terhadap proses pembelajaran.
Komentar0
Silahkan memberi komentar yang positif dan membangun. Terima kasih!